Kamis, 30 Mei 2013

PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ANAK DENGAN CERDAS ISTIMEWA ATAU BERBAKAT ISTIMEWA ( GIFTED




PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
ANAK DENGAN CERDAS ISTIMEWA ATAU BERBAKAT ISTIMEWA
( GIFTED )

SanataDarma



Disusun oleh :

1.     YOHANES RIA K                 ( 111134073 )
2.     RAHAYU LISA                      ( 111134154 )
3.     ERLIN NOVITASARI            ( 111134245 )

                     PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Kesulitan belajar merupakan suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana anak tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Kesulitan belajar pada dasarnya adalah suatu gejala yang nampak dalam berbagai manivestasi tingkahlaku, baik secara langsung maupun tidak langsung.Kesulitan belajar anak tentu saja tidak boleh di diamkan begitu saja karena hal ini akan sangat menghambat  anak dalam memperoleh prestasi  selain itu apabila hal ini di diamkan ini akan lebih menghambat anak untuk belajar ke depannya .  
Kesulitan dalam belajar dapat di sebabkan karena beberapa faktor.Bisa dari faktor internal ( diri anak ) dan juga faktor eksternal ( dari luar anak ) .Faktor internal ini bisa di sebabkan karena anak mempunyai perbedaan dengan anak yang lainnya dan sering juga di sebut anak dengan kebutuhan khusus . Dalam hal ini kebutuhan khusus bukan berarti anak mempunyai kekurangan . Anak Cerdas Istimewa / Berbakat Istimewa juga termasuk anak yang berkebutuhan khusus atau sering di sebut dengan anak Gifted atau anak Superior

B.RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang di maksud dengan Anak dengan Cerdas Istimewa/ Berbakat Istimewa ?
2.      Hal apa saja yang menyebabkan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
3.      Bagaimana karakter Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
4.      Pendampingan atau Rekomendasi apa yang bisa dilakukan kepada Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
5.      Berapa persentase Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa di Indonesia ?
C.TUJUAN
1.      Mendeskripsilan apa yang di maksud dengan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa .
2.      Menyebutkan hal apa saja yang menyebabkan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
3.      Menyebutkan apa saja karakter Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
4.      Mendeskripsikan pendampingan atau rekomendasi apa saja yang bisa di lakukan kepada Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa ?
5.      Mengetahui berapa persentase Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa 

BAB II
ISI
1Definisi
Pengertian dan definisi mengenai anak berbakat sangat beragam. Keragaman itu sangat tergantung dari perkembangan pandangan masyarakat terhadap keberbakatan. Beberapa definisi keberbakatan dapat dikemukakan sebagai berikut.
   1.    Definisi versi Amerika 
Pengertian berbakat di Amerika Serikat pada dasarnya dikaitkan dengan skor tes inteligensia Stanford Binet yang dikembangkan oleh Terman setelah Perang Dunia I. Dalam hasil tesnya itu, anak-anak yang memiliki skor IQ 130 atau 140 dinyatakan sebagai anak berbakat (Kirk  &  Gallagher, 1979:6). Sekitar tahun 1950 pengertian tersebut mulai berkembang ketika para pendidik di Amerika Serikat berusaha memberikan  pengertian yang lebih luas tentang anak berbakat.
Pada waktu itu yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted dan talented) ialah mereka yang menunjukkan secara konsisten penampilan luar biasa hebat dalam suatu bidang yang berfaedah (Henry, seperti dikutip oleh Kirk dan Gallagher, 1979:61). Adapun definisi yang digunakan dalam Public Law 97-135 yang disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1981, yang dimaksud dengan anak berbakat (gifted and talented) ialah berikut ini.
Anak yang menunjukkan kemampuan/penampilan yang tinggi dalam bidang-bidang, seperti intelektual, kreatif, seni, kapasitas kepemimpinan atau bidang-bidang, akademik khusus, dan yang memerlukan pelayanan-pelayanan atau aktivitas-aktivitas yang tidak biasa disediakan oleh sekolah agar tiap kemampuan berkembang secara penuh (Clark, 1983:5).
Bertolak dari hasil penelitian tentang proses belajar maka Clark (1983:6) mengemukakan definisi keberbakatan sebagai berikut.
Keberbakatan adalah suatu konsep yang berakar biologis, suatu nama dari inteligensia taraf  tinggi sebagai hasil dari integrasi yang maju cepat dari fungsi-fungsi dalam otak meliputi pengindraan (physical  sensing), emosi,  kognisi, dan intuisi. Fungsi yang maju dan cepat tersebut mungkin diekspresikan dalam bentuk kemampuan-kemampuan yang melibatkan kognisi, kreativitas, kecakapan akademik, kepemimpinan atau seni rupa dan seni pertunjukan. Oleh karena itu, dengan inteligensia ini individu berbakat menampilkan atau menjanjikan harapan untuk menampilkan inteligensia pada taraf tinggi. Oleh karena kemajuan dan percepatan perkembangan tersebut, individu memerlukan pelayanan dan aktivitas khusus yang disediakan oleh sekolah agar kemampuan mereka berkembang secara optimal.

Definisi formal yang dikemukakan oleh Francoya Gagne adalah sebagai berikut: Giftedness berhubungan dengan kecakapan yang secara jelas berada di atas  rata-rata dalam satu atau lebih rendah (domains) bakat manusia. Talented berhubungan dengan penampilan (performance) yang  secara jelas berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang aktivitas manusia” (Gagne dalam Calongelo dan Davis, 1991:65).

   2.    Definisi versi Indonesia
Anak berbakat adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang profesional mampu mencapai prestasi yang tinggi karena memiliki kemampuan-kemampuan luar biasa. Mereka menonjol secara konsisten dalam salah satu atau beberapa bidang, meliputi bidang intelektual umum, bidang kreativitas, bidang seni/kinetik, dan bidang psikososial/kepemimpinan. Mereka memerlukan program pendidikan yang berdiferensiasi dan/atau pelayanan di luar jangkauan program sekolah biasa, agar dapat merealisasikan turunan mereka terhadap masyarakat maupun terhadap diri sendiri. (Utami Munandar, 1995:41).
Rumusan di atas mengandung implikasi bahwa (a) bakat merupakan potensi yang memungkinkan seorang berpartisipasi tinggi, (b) terdapat perbedaan antara bakat sebagai potensi yang belum terwujud dengan bakat yang sudah terwujud dan nyata dalam prestasi yang unggul, ini berarti anak berbakat yang underachiever juga diidentifikasi  sebagai  anak  berbakat, (c) terdapat keragaman dalam bakat, (d) ada kecenderungan bahwa bakat hanya akan muncul dalam salah satu bidang kemampuan, dan (e) perlunya layanan pendidikan khusus di luar jangkauan pendidikan biasa.
Dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989, yang disebut anak berbakat  adalah “warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa”. Kecerdasan berhubungan dengan perkembangan kemampuan intelektual, sedangkan kemampuan luar biasa tidak hanya terbatas pada kemampuan intelektual. Jenis-jenis kemampuan dan kecerdasan luar biasa yang dimaksud dalam batasan ini meliputi (a) kemampuan intelektual umum dan akademik khusus, (b) berpikir kreatif-produktif, (c) psikososial/ kepemimpinan, (d) seni/kinestetik, dan (e) psikomotor.



Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anak berbakat adalah anak yang mempunyai kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal baik dalam kemampuan intelektual maupun nonintelektual sehingga mereka membutuhkan layanan pendidikan secara khusus. Moh. Amin (1996) menyimpulkan bahwa keberbakatan merupakan istilah yang berdimensi banyak. Keberbakatan bukan semata-mata karena seseorang memiliki inteligensia tinggi melainkan ditentukan oleh banyak faktor. 
     2.  Faktor yang menyebabkan Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
   1) Hereditas
Hereditas adalah faktor yang diwariskan dari orang tua, meliputi kecerdasan, kreatif produktif, kemampuan memimpin, kemampuan seni dan psikomotor. Dalam diri seseorang telah ditentukan adanya faktor bawaan yang ada setiap orang, dan bakat bawaan tersebut juga berbeda setiap orangnya. Namun U. Branfenbrenner dan Scarr Salaptek menyatakan secara tegas bahwa sekarang tidak ada kesangsian mengenai faktor genetika mempunyai andil yang besar terhadap kemampuan mental seseorang.
   2) Lingkungan
Lingkungan, hal-hal yang mempengaruhi perkembangan anak berbakat ditinjau dari segi lingkungannya (keluarga, sekolah dan masyarakat). Lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi keberbakatan seorang anak. Walaupun seorang anak mempunyai bakat yang tinggi terhadap suatu bidang, tanpa adanya dukungan dan perhatian dari lingkungannya seperti, masyarakat tempat dia bersosialisasi, keluarga tempat ia menjalani kehidupan berkeluarga, tempat dia menjalani kehidupan dan mengembangkan keberbakatan itu dapat membantunya dalam mencapai ataupun memaksimalkan bakatnya tersebut.
   






 3.Karakteristik Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa
Karakteristik anak berbakat ditinjau dari segi akademik, sosial/emosi, dan fisik/kesehatan.
   I.  Karakteristik Akademik
Adapun karakteristik yang dimiliki oleh seorang anak berbakat, diantaranya:
a.       memiliki ketekunan dan rasa ingin tahu yang benar,
b.      keranjinan membaca,
c.       menikmati sekolah dan belajar.
d.      memiliki perhatian yang lama terhadap suatu bidang akademik khusus,
e.       memiliki pemahaman yang sangat maju tentang konsep, metode, dan terminologi dari bidang akademik khusus,
f.       mampu mengaplikasikan berbagai konsep dari bidang akademik khusus  yang dipelajari pada aktivitas-aktivitas bidang lain,
g.      kesediaan mencurahkan sejumlah besar perhatian dan usaha untuk mencapai standar yang lebih tinggi dalam suatu bidang akademik,
h.      memiliki sifat kompetitif yang tinggi dalam suatu bidang akademik dan  motivasi yang tinggi untuk berbuat yang terbaik, dan
i.        belajar dengan cepat dalam suatu bidang akademik khusus.
j.        mudah menyerap pelajaran.
Salah satu contoh yang digambarkan oleh Kirk (1986) bahwa  seorang anak berbakat berusia 10 tahun, ia memiliki kemampuan akademik dalam hal membaca sama dengan anak normal usia 14 tahun, dan berhitung sama dengan usia 11 tahun, anak ini memiliki keberbakatan dalam membaca.  

   II.  Karakteristik Sosial
Ada beberapa ciri individu yang memiliki keberbakatan sosial, yaitu:
a.   Diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan orang dewasa,
b.  Keterlibatan mereka dalam berbagai kegiatan sosial, mereka memberikan sumbangan positif dan konstruktif,
c.   Kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya,
d.   Memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua orang dan jujur,
e.   Perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa,
f.    Bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol ekspresi emosional sehingga relevan dengan  situasi,
g.  Mampu mempertahankan hubungan abadi dengan teman sebaya dan orang dewasa,
h.  Mampu merangsang perilaku produktif bagi orang lain, dan
i.   Memiliki kapasitas yang luar biasa untuk menanggulangi situasi sosial dengan cerdas, dan humor.
Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa anak yang berbakat dalam hal social dan emosi, bahwa seorang anak berusia 10 tahun memperlihatkan kemampuan penyesuaian sosial dan emosi (sikap periang, bersemangat, kooperatif, bertanggung jawab, mengerjakan tugasnya dengan baik, membantu temannya yang kurang mampu dan akrab dalam bermain). Sikap-sikap yang diperlihatkannya itu sama dengan sikap anak normal usia 16 tahun.    

   III.  Karakteristik Fisik/Kesehatan
Dalam segi fisik, anak berbakat memperlihatkan :
(a) memiliki penampilan yang menarik dan rapi,
(b) kesehatannya berada lebih baik  atau di atas rata-rata, (studi longitudinal Terman dalam Samuel A. Kirk, 1986).Dicontohkan pula oleh Kirk bahwa seorang anak berbakat usia 10 tahun memiliki tinggi dan berat badan sama dengan usianya. Yang  menunjukkan perbedaan adalah koordinasi geraknya sama dengan anak normal usia 12 tahun. Mereka juga memperlihatkan sifat rapi.
Karakteristik anak berbakat secara umum, seperti yang dikemukakan oleh Renzulli, 1981 (dalam Sisk,  1987) menyatakan bahwa keberbakatan (giftedness) menunjukkan keterkaitan antara 3 kelompok ciri-ciri, yaitu (a) kemampuan kecerdasan jauh di atas rata-rata, (b) kreativitas tinggi dan (c) tanggung jawab atau pengikatan diri terhadap tugas (task commitment). Masing-masing ciri mempunyai peran yang menentukan.
Seseorang dikatakan berbakat intelektual jika mempunyai inteligensia tinggi. Sedangkan
kreativitas adalah sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, memberikan gagasan baru, kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada. Demikian pula berlaku bagi pengikatan diri terhadap tugas. Hal inilah yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet meskipun mengalami berbagai rintangan dan hambatan  karena  ia  telah  mengikatkan  diri  pada  tugas  atas  kehendaknya sendiri.
  
IV. Karakteristik Intelektual-Kognitif
a.       Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
b.      Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
c.       Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
d.      Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
e.       Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
f.       Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
g.      Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
h.      Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
i.        Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
j.        Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
k.      Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
l.        Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
m.    Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
n.      Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
o.      Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
   V.Karakteristik Persepsi/Emosi
a.       Sangat peka perasaannya.
b.      Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
c.       Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
d.      Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
e.       Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
f.       Pada umumnya introvert.
g.      Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
h.      Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
i.        Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
VI. Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
a.       Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
b.      Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
c.       Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
d.      Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
e.       Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
f.       Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
g.      Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
h.      Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
i.        Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
   VII. Karakteristik Aktifitas
a.       Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
b.      Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
c.       Sangat waspada.
d.      Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
e.       Tekun, gigih, pantang menyerah.
f.       Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
g.      Spontanitas yang tinggi.


4.Jenis layanan atau bimbingan untuk Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa  
Beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam memberi layanan kepada anak berbakat adalah sebagai berikut.
   1. Komponen sebagai Persiapan Penentuan Jenis Layanan
Sebelum menentukan jenis layanan pendidikan bagi anak berbakat, perlu memperhatikan beberapa hal yang penting, antara lain sebagai berikut.
a. Pengidentifikasian anak berbakat
Mengidentifikasi anak berbakat bukanlah hal yang mudah. Oleh  karena banyak anak-anak berbakat di sekolah tidak menampakkan bakat mereka dan tidak dipupuk. Banyak diantara mereka berasal dari  golongan ekonomi rendah, mengalami masalah emosional yang menyamarkan kemampuan intelektualnya atau subkultur yang menekan kemampuan bicara. Langkah pertama dalam pengenalan anak berbakat adalah menentukan alasan atau sebab untuk mencari mereka. Jika kita memilih kelompok matematika maka pendekatan akan berlainan kalau  kita mencari siswa yang mempunyai keterampilan menulis kreatif atau untuk kemampuan seni pementasan, kepemimpinan, dan lain-lain.
Alat-alat yang digunakan dalam identifikasi berfokus pada beberapa hal, seperti yang dikemukakan oleh Kirk (1986), yaitu kelancaran (kemampuan untuk memberikan jawaban bagi pertanyaan yang diberikan), kelenturan (kemampuan untuk memberikan berbagai macam jawaban atau beralih dari satu macam respons ke respons yang lain), dan kemurnian (kemampuan untuk memberikan respons yang unik dan layak). Namun, hal-hal yang ditemukan oleh guru, orang tua, perlu dicek dengan tes standar dan pengukuran kemampuan objektif lainnya oleh para ahli dalam bidang tersebut.
Selanjutnya Renzulli, dkk., seperti dikutip Conny Semiawan (1995) mengemukakan bahwa identifikasi anak berbakat harus mewakili kawasan-kawasan kemampuan intelektual umum, komitmen terhadap tugas, dan kreativitas. Menurutnya kinerja seseorang secara khusus dipengaruhi oleh motivasi yang muncul dalam menyelesaikan tugasnya dan ketiga dimensi itu saling berhubungan. Prosedur identifikasi  dengan sendirinya memperhatikan faktor intelektual dan non intelektual. Pendekatan Renzulli ini penting karena dapat membedakan anak-anak berbakat dari mereka yang biasa-biasa saja terutama dilihat dari faktor motivasi dan kreativitas.

            Kurikulum pada siswa cerdas istimewa atau berbakat istimewa tidak boleh sama dengan siswa reguler , karena bobot dan kedalamannya tidak sesuai dengan siswa cerdas istimewa atau istimewa berbakat . Kurikulum untuk siswa ini di arahkan pada pemenuhan kebutuhan siswa dan sekaligus menyeimbangkan domain kognitif dan non kognitif.Tujuan utama diferensiasi kurikulum adalah untuk merencanakan secara aktif dan konsisten membantu semua siswa agar belajar secara maksimal . Pembelajaran yang di berikan kepada siswa cerdas cerdas istimewa atau berbakat istimewa tidak boleh terlalu menekan pada aspek kognitif.Upaya menyeimbangkan pembelajaran tersebut di lakukan dengan menyeimbangkan aspek sintetik dan praktikal.Hal ini di lakukan agar siswa memiliki kematangan pengetahuan dan kemampuan untuk menjawab kebutuhan sosial bermasyarakat.Pembelajaran harus berorintasi kepada siswa bukan guru.Oleh karena itu penetapan materi esensial di lakukan dengan cara melakukan asesmen kemampuan siswa terhadap materi pelajaran. Dengan demikian dimungkinkan adanya perbedaan materi yang harus diajarkan kepada seorang siswa dengan siswa lainnya model kelas menetap.Kelas menetap (stay class) adalah kelas secara terus menerus digunakan oleh siswa kelas tertentu dalam kegiatan pembelajaran. Aktivitas pembelajaran di luar kelas tersebut hanya dilakukan pada saat menggunakan laboratorium.Dalam kelas ini, siswa CI+BI digabung bersama dengan siswa reguler. Apabila jumlah siswa CI+BI lebih dari 10 orang, hendaknya siswa tersebut dibagi ke dalam 2 kelas inklusif. Oleh karena ada dua kelompok kemampuan siswa di dalam kelas ini, maka diupayakan dua sudut kelas, yaitu sudut reguler dan sudut CI+BI . pengertian sudut reguler adalah mereka yang mendapatkan pembelajaran sesuai dengan cakupan materi di dalam standar isi. Sedangkan sudut CI+BI disediakan untuk siswa CI+BI yang memperoleh pemberian materi yang bersifat pengayaan.
Untuk meningkatkan efektivitas kelas semacam ini, guru utama yang mengajar harus dibantu oleh guru pendamping (Teacher asisstant), yang tugas utamanya memantau kemajuan belajar siswa CI+BI model moving class .Moving class (kelas berpindah) adalah sistem pembelajaran, dimana setiap mata pelajaran memiliki ruang dan sekaligus merupakan laboratorium mata pelajaran. Rombongan Belajar yang akan belajar suatu mata pelajaran harus mendatangi ruang/laboratorium mata pelajaran tersebut. Guru mata pelajaran tetap berada di ruang/laboratorium mata pelajarannya. Jadi siswa berada dalam suasana baru setiap akan belajar suatu mata pelajaran. Kondisi setiap ruang/laboratorium mata pelajaran akan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran tersebut.

5.Persentase Anak dengan Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa di Indonesia
Diperkirakan terdapat sekitar 2,2% anak usia sekolah memiliki kualifikasi Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa .Menurut data BPS tahun 2006 terdapat 52.989.800 anak usia sekolah. Artinya terdapat sekitar 1.059.796 anak Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa di Indonesia. Berdasarkan data Asossiasi Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa tahun 2008/9, Jumlah siswa Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa yang sudah terlayani di sekolah akselerasi masih sangat kecil, yaitu 9551 orang yang berarti baru 0,9% siswa Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa yang terlayani. Ditinjau dari segi kelembagaan, dari 260.471 sekolah, baru 311 sekolah yang memiliki program layanan bagi anak Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa. Itupun baru terbatas program yang berbentuk akselerasi. Sedangkan di madrasah, dari 42.756 madrasah, baru ada 7 madrasah yang menyelenggarakan program aksel. Ini berarti masih sangat rendah sekali jumlah sekolah/madrasah yang memberikan layanan pendidikan kepada siswa Cerdas Istimewa/Berbakat Istimewa, serta keterbatasan dari ragam pelayanan.






























0 komentar:

Posting Komentar